Berhenti Melakukan Sebuah Kebodohan
Mengawali hari dengan memberi sarapan bubur kacang hijau meyakinkanku bahwa akan terjadi hari yang luar biasa untuk hari ini layakanya sedap dan gurihnya bubur kacang hijau tersebut, akan tetapi sepertinya hal itu tidak seperti yang terjadi, kebalikannya semua hancur tapi aku bisa mengatasinya, itu yang menjadi berita baik. Saya rasa kehidupan tidak lebih bertujuan untuk sampai kepada Tuhan dengan mengendalikan diri untuk tidak berdosa. Berdosa yang dimaksud salah satunya adalah bermasalah dengan orang lain, hal itulah yang tidak kusadari sampai sekarang mengapa aku tidak dapat mengendalikan sikapku ketika berbicara kepada orang lain yang pada akhirnya berhasil buruk seperti ini, I’m hurt alot.
Aku sering berfikir mengapa manusia hanya bisa menghina tanpa mengetahui lebih dahulu apa seluk beluk fakta yang terjadi sebenarnya. Aku merasa sangat kesal dengan perlakuan mereka yang menganggap peryantaanku adalah sebuah lelucon, meskipun begitu aku harus akui bahwa itu adalah kesalahanku. Sikapku yang sok tahu terhadap suatu permasalahan hukum berakibat fatal kepadaku sendiri, yang kutakutkan mereka akan mencapku sedemikian buruk untuk selamanya. Sehingga pandangan orang-orang kepadaku akan berbeda yang berujung pembunuhan karakter akan ku telan mentah-mentah.
Kini kutahu sepertinya sikap yang sok tahu tidak perlu kutunjukan kepada orang-orang. Sikap ini hanya menjadi sebuah bumerang bagiku yang sewaktu-waktu datang kembali menghunjam dan membunuhku. Aku terpukul dengan dua peristiwa yang terjadi pada hari ini, tidak kusangka dua-duanya mengajarkanku bahwa aku harus bersikap rendah hati. aku tidak bisa selalu menganggap diriku sebagai sosok yang perfek karena pada dasarnya tidak ada manusia seperti tersebut. Semua keinginanku yang mengharapkan setiap orang menganggapku sebagai orang yang super harus kuhapuskan dari kamus hidupku. Kejadian yang baru terjadi telah menjadi guru yang sangat baik dalam mengubah kehidupanku. Dua kejadian bahkan tiga menurutku yang hari ini mucnul secara berturut-turut seakan-akan menjadi pertanda dari Tuhan bahwa kau harus berubah atau selamanya terkubur dalam kehancuran. Aku harus mengaca pada diri sendiri apakah semua yang telah kulakuan benar adanya, aku harus hati-hati dalam mengungkapkan sebuah pernyataan. Jangan semua kata-kata yang keluar dari mulutku menjadi sebuah ungkapan bodoh sebab tidak didukung dengan fakta-fakta, sungguh menyakitkan menyadari bahwa apa yang kupertahankan adalah hal-hal yang bodoh, tidak lebih dari sebuah manipulasi murahan. Pada akhirnya semua menertawakanku yang menurunkan kepercayaan diriku.
Saya baru baca sebuah peribahasa jepang yang berbunyi “Orang yang melakukan kebodohan menunjukannya sekali;orang yang tidak mengakuinya menunjukannya berulang kali”. Peribahasa ini jelas mengingatkan bahwa jika kita mengakui kebodohan yang pernah kita lakukan maka usahakan kebodohan tidak akan kita lakukan di masa yang datang. Kalau kita tidak mengakuinya maka kita pasti akan mengulangi kebodohan-kebodohan yang lainnya. Saya merasa sangat bersyukur karena saya termasuk tipe golongan yang pertama, yaitu mengakui kebodohan serta membuat suatu komitmen untuk tidak melakukannya. Akan tetapi itu hanya sebuah janji, saya harus memastikan bahwa kebodohan tidak akan keluar lagi dari mulut saya. Biarlah kejadian-kejadian ini menjadi sebuah perjalanan cerita dalam hidupku yang akan membetuk sosok dewasa dalam diriku. Terima Kasih Tuhan, saya mendapat pelajaran dari peistiwa ini.
Post a Comment